Roma memang spektakuler! Sebagai pusat peradaban Romawi, sebagian bangunan yang berada di kota ini merupakan peninggalan zaman kejayaan tersebut. Sebut saja Colosseum, Circus Maximus, Forum atau Pantheon. Semua bangunan tersebut dijadikan cagar budaya serta destinasi wisata andalan kota Roma. Pada artikel ini, kita akan mengajakmu mengenal Pantheon lebih dekat.
Sejarah
Pantheon adalah tempat wisata di Italia yang dibangun pada tahun 27 Sebelum Masehi (SM) sebagai kuil besar di pusat kota Roma. Pantheon yang di Roma jelas berbeda dengan tempat wisata di Perancis yang juga memiliki nama yang sama. Pantheon pada zaman Romawi digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi berikut ini:
- Jupiter – Dewa dari seluruh Dewa
- Juno – Istri Jupiter yang menjadi Dewi Wanita dan Kesuburan
- Mars – Dewa Perang
- Venus – Dewi Cinta dan Kecantikan
- Minerva – Dewi Kebijaksanaan, Pengetahuan dan Mata Pencaharian
- Neptune – Dewa Laut
- Ceres – Dewi Pertanian
- Vulcan – Dewa Kematian dan Gunung Berapi
- Bacchus – Dewa Anggur dan Pesta
- Mercury – Utusan para Dewa dan Dewa Perjalanan serta Perdagangan
- Vista – Dewi Kesehatan dan Rumah Tangga.
Nama “Pantheon” berasal dari istilah Yunani “Pantheion” yang berarti “rumah para dewa.” Asal usul Pantheon tidak begitu jelas. Beberapa percaya bahwa Pantheon dibangun untuk Romulus, tokoh dalam legenda kota Roma yang berjudul “Romulus & Remus”. Namun, kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa Pantheon pertama kali dibangun pada tahun 27SM oleh orang kepercayaan Kaisar Augustus, Agrippa.
Pantheon telah beberapa kali terbakar, yang pertama kali pada kebakaran hebat tahun 80 Masehi. Pantheon kemudian dibangun ulang oleh Kaisar Domitian, namun usahanya sia-sia karena Pantheon terbakar lagi akibat disambar petir 30 tahun kemudian. Pantheon dengan wujudnya yang sekarang dibangun pada tahun 120M oleh Kaisar Hadrian dengan bantuan arsitek Apollodorus dari Damaskus. Sayangnya, Apollodorus dieksekusi mati oleh sang kaisar karena perseteruan yang muncul akibat pertentangan desain kuil antar kedua belah pihak.
Pada tahun 609 ketika Roma berada dibawah kekuasaan kekaisaran Byzantium, Kaisar Phocas menyerahkan Pantheon kepada Paus Boniface IV dan mengubahnya menjadi gereja Katolik. Dan ketika Masa Renaissance tiba, selain sebagai gereja fungsi Pantheon juga sebagai tempat pemakaman tokoh-tokoh terkenal, seperti pelukis Raphael, juga composer Arcangelo Corelli, Raja Vittorio Emanuele II, Umberto I dan Ratu Margherita dari Italia. Fungsi Pantheon sebagai gereja bertahan hingga saat ini dengan kebaktian yang diadakan setiap Minggu dan juga acara pernikahan yang diadakan dalam saat-saat tertentu. Pantheon kini juga didedikasikan untuk Santa Maria.
Struktur
Pantheon adalah salah satu bangunan Romawi yang masih selamat dari pengaruh usia. Strukturnya masih kokoh dan tergolong canggih untuk masanya. Menariknya, Pantheon dibuat dari bahan bangunan yang tak diketahui secara persis namun memiliki ciri-ciri yang mirip dengan semen dan beton modern. Tidak seperti Colosseum, Pantheon juga selamat dari serangan kaum barbar sehingga wujudnya masih utuh dan tak bernasib menjadi reruntuhan.
Sementara itu, struktur utama Pantheon Roma terbagi menjadi dua bagian berikut.
- Kubah
Kubah ini merupakan fitur bangunan Pantheon yang paling menarik perhatian, dan disebut sebagai “Mata Pantheon” atau “Oculus.” Kubah Pantheon merupakan yang terbesar selama lebih dari 1000 tahun dan bahkan sekarang merupakan kubah terbesar yang dibangun tanpa fondasi. Diameter kubahnya seluas 43.3m, dan secara kebetulan angka tersebut juga merupakan jarak dari lantai hingga ke puncak kubah.
Kubah Pantheon dapat berdiri kokoh dan seimbang berkat insinyur zaman Romawi yang merancangnya supaya dibuat dengan bahan ringan dan tipis. Sementara itu, oculus atau mata kubah ini berdiameter 7.8m dan merupakan satu-satunya sumber cahaya bagi bangunan ini. Konon fungsi mata kubah ini adalah sebagai perantara antara masyarakat Romawi yang sedang beribadah dengan para dewa.
- Eksterior dan Interior
Interior Pantheon berbentuk silinder yang juga memiliki tinggi 43.3m. Tidak terdapat jendela dalam keliling bangunan ini, tetapi sebagai gantinya terdapat ukiran-ukiran serta skulptur Nasrani yang menghiasi tembok dalam Pantheon. Satu-satunya sumber cahaya adalah lubang yang berada di puncak kubah itu tadi. Sementara itu, lantai marmer milik Pantheon tetap sebagaimana dibuat ketika zaman Romawi, dengan bentuk pusat yang sedikit menonjol agar air hujan yang masuk melalui mata kubah tidak membanjiri bangunan.
Sementara itu, fasad Pantheon terdiri dari beberapa pilar model Corinthian yang diimpor dari Mesir. Pilar-pilar tersebut masing-masing berdimensi tinggi 11.8m, diameter 1.5m dan bobot seberat 60 ton. Pilar-pilar itu menyokong atap yang memiliki tulisan Bahasa Latin. Tulisan tersebut adalah “M.AGRIPPA.L.F.COS.TERTIUM.FECIT” yang berarti “Dibangun oleh Marcus Agrippa dalam konsulat ketiganya.” Pilar-pilar inilah yang membuat penampilan Pantheon mirip dengan tipikal tempat wisata di Yunani.
Karya Seni di Dalam Pantheon
Karya seni di dalam Pantheon terbagi menjadi dua, yaitu lukisan dan juga patung atau skulptur. Inilah karya-karya seni yang bisa kamu jumpai di dalam Pantheon.
- Lukisan The Madonna of the Girdle and St. Nicholas of Bari (1686)
- Lukisan The Assumption (Andrea Camasse, 1638)
- Patung Santa Anne and the Blessed Virgin (Il Lorenzone)
- Patung Santa Anastasia (Bernardino Cametti)
Air Mancur Pantheon (Fontana del Pantheon)
Air Mancur Pantheon atau Fontana del Pantheon diresmikan oleh Paus Gregorius XIII dan terletak di depan Pantheon, persisnya di Piazza della Rotonda. Air mancur yang memiliki obelisk ini di desain pada tahun 1575 oleh Giacomo Della Porta dan terbuat dari marmer karya Leonardo Sormani. Di tahun 1711, Paus Clement XI memerintahkan modifikasi air mancur ini dan memercayakan Filippo Barignoni untuk merancang layout baru air mancur ini yang meliputi marmer baru serta obelisk Firaun Ramses II.
Kemudian pada tahun 1886, struktur marmer air mancur ini dirombak untuk kedua kali dan digantikan ulang oleh struktur marmer milik Luigi Amici. Struktur marmer asli air mancur ini kini dapat disimpan dalam koleksi Museum Roma.
Akses
Karena Pantheon dikelilingi oleh jalanan yang terlalu sempit untuk bus, kamu perlu berjalan kaki dari jalan raya sebanyak 5 menit supaya bisa mencapai gereja ini. Pantheon terletak di Piazza della Rotonda, dan terletak tak jauh dari Piazza Navona, alun-alun yang berisi aneka restoran serta kafe, dan juga Air Mancur Fiumi. Cara menuju Pantheon dari Piazza Navona adalah sebagai berikut:
- Berjalanlah kearah selatan menuju Via di Pasquino.
- Belok kiri sampai perempatan Corso del Rinascimento dan terus berjalan hingga ketemu pertigaan Santa Ivo alla Sapienza.
- Setelah itu, belok kearah Via del Teatro Valle dan ikuti jalan sampai Piazza di S. Eustachio.
- Terus berjalan di Piazza di S. Eustachio sampai pertigaan, kemudian masuk ke jalan sempit bernama Via della Palombella sampai ujung. Pantheon berada di ujung jalan tadi.
Pantheon juga dapat diakses menggunakan taksi, namun ongkos taksi cenderung lebih tinggi.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk
- Senin-Sabtu: 0900-1915
- Minggu: 0900-1745
- Hari Libur: 0900-1245 bukti nyata bahwa hasil pembangunan masa lalu tidak kalah dengan konstruksi zaman sekarang. Kalau kamu berkesempatan untuk ke Roma, kamu bisa mampir ke Pantheon untuk sekedar mengagumi keagungan zaman Romawi yang masih utuh, atau bahkan menghadiri kebaktian bagi kalian yang beragama Nasrani. Sampai ketemu di Roma!
Demikian artikel mengenai pantheon roma, semoga informasi yang ada pada artikel ini dapat bermanfaat untuk anda.