Angkor Wat adalah tempat wisata di Kamboja yang menjadi salah satu icon bagi negaranya, sebagaimana Borobudur adalah icon untuk Indonesia, atau Pagoda Shwedagon yang melambangkan Myanmar. Angkor Wat memegang peran yang begitu penting bagi Kamboja, baik secara aset budaya dan pariwisata serta sebagai identitas bangsa.
Angkor Wat adalah tujuan utama bagi lebih dari 50% turis yang tiba di Kamboja. Selain itu, Angkor Wat pun juga turut di fiturkan di bendera nasional Kamboja. Dibangun pada kisaran abad ke 12, Angkor Wat pada awalnya adalah candi untuk umat Hindu sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu akan tetapi pada abad ke 14 diubah fungsinya menjadi candi agama Buddha.
Lokasi
- Angkor Wat berlokasi di sebelah barat Kamboja, tepatnya di provinsi Siem Reap.
- Candi ini berdiri diatas lahan seluas 200 hektar, dan dinamakan demikian karena saat itu lokasi Angkor Wat berada di ibukota Kerajaan Khmer yang juga bernama “Angkor.”
- Angkor pada masa kejayaannya merupakan salah satu kota terpadat di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta jiwa.
- Kini Angkor Wat berada di sekitar wilayah kota Siem Reap, yang merupakan kota terbesar kedua Kerajaan Kamboja.
Asal Usul
Secara harafiah, Angkor Wat berarti “Kota Candi”. Pembangunan Angkor Wat dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Suryavarman II yang dikenal sangat berdarah. Beliau merupakan pemuja dewa Wisnu, dewa perlindungan dan membangun patungnya di dalam ruangan menara utama. Seiring dengan menurunnya kejayaan Kerajaan Khmer, pembangunan Angkor Wat sempat terhenti ketika Raja Suryavarman II wafat, dan pembangunan dilanjutkan kembali ketika penerus kerajaan Khmer, Jayavarman VII naik takhta.
Pada masa pemerintahan Jayavarman VII pembangunan akhirnya tuntas. Pada awalnya, tidak jelas apa fungsi dari Angkor Wat itu sendiri, entah itu adalah candi atau monumen pemakaman. Namun kini fungsi Angkor Wat lebih mengacu kepada tempat peribadahan umat Buddha.
Pada tahun 1992, Angkor Wat dimasukkan dalam daftar UNESCO World Heritage List, dengan nomor referensi 668. Sebagai informasi, sebuah situs bersejarah; baik itu alami atau buatan manusia; dapat dinobatkan menjadi World Heritage Site apabila situs tersebut dianggap layak oleh UNESCO World Heritage Convention karena kepentingan internasional yang dimilikinya.
Dengan begitu, situs yang telah diberi status tersebut layak untuk mendapatkan upaya pelestarian khusus. Status istimewa itu pun berhasil membawa begitu banyak donasi internasional untuk upaya perawatan Angkor Wat. Bahkan sanking banyaknya, diperkirakan lebih dari 70% penghasilan Angkor Wat sebagai obyek wisata berasal dari donasi-donasi tersebut.
Struktur
Angkor Wat memiliki luas lahan sebesar 400km². Angkor Wat ini saking luasnya sampai diperkirakan masih terdapat bangunan-bangunan lain yang belum ditemukan dan kini pun pengunjung rata-rata hanya menjelajahi sebagian kecil dari total luas Angkor Wat. Oleh karena itu, Angkor Wat juga menarik perhatian para arkeolog dari berbagai belahan dunia.
Angkor wat juga dikelilingi oleh parit selebar 200m yang mengelilingi perimeter candi sejauh 5km. Parit tersebut juga memiliki kedalaman 4m untuk mencegah naik turunnya permukaan tanah. Dengan begitu, Angkor Wat bila terlihat dari udara tampak seperti pulau berbentuk persegi empat, yang juga dikelilingi permukaan air yang memiliki bentuk serupa.
Bangunan utama Angkor Wat memiliki lima menara; satu di pusat bangunan dan empat lainnya mengitari menara utama. Menara utamanya memiliki ketinggian 65m. Menara utama tersebut dulu juga memiliki simbol pusat bangsa Khmer dan tempat dimana aliran sekuler dan sakral berpadu, sebagaimana yang disebutkan oleh Eleanor Mannikka dalam bukunya yang berjudul “Angkor: Celestial Temples of the Khmer Empire” (2002). Akses menuju menara utama ini ditunjang dengan tangga curam dan memiliki patung dewa Wisnu di puncaknya. Tangga curam tersebut memiliki makna keagungan dewa-dewa yang tidak dapat dicapai oleh manusia dengan mudah.
Akhir-akhir ini di dalam kamar-kamar yang berada di menara utamanya telah ditemukan beberapa lukisanDua diantara sekian lukisan yang ditemukan menggambarkan orkestra tradisional Khmer yang disebut “Pinpeat” serta ilustrasi dua pria yang menunggangi kuda diantara dua candi. Diduga 200 lukisan lainnya bakal ditemukan suatu saat nanti.
Selain itu, bangunan Angkor Wat juga dihiasi tembok dengan relik Gunung Meru, yang menurut agama Hindu merupakan gunung keramat karena disanalah para dewa tinggal. Relik-relik yang berada di Angkor Wat dikenal begitu detil sehingga tidak ada pengulangan ilustrasi pada masing-masing bagian relik. Meski demikian, sebagian besar dari relik-relik yang ada menceritakan tentang mitos rakyat setempat.
Akses ke Angkor Wat
- Kompleks Angkor Wat dapat dengan mudah diakses dari kota Siem Reap karena jaraknya yang hanya 7km dari pusat kota.
- Bahkan, Angkor Wat tidak begitu jauh jaraknya dari Bandara Internasional Angkor Siem Reap karena masih berada di satu jalan raya.
- Siem Reap adalah kota yang memiliki aneka fasilitas turis lengkap seperti hotel, hostel, restoran serta hiburan malam.
Akses Udara
Sebagian besar turis mancanegara tiba di Siem Reap menggunakan pesawat terbang. Bandara Siem Reap memang tidak memiliki penerbangan langsung ke Jakarta atau ke kota manapun di Indonesia, maka itu Anda dapat melakukan transit di Bangkok, Kuala Lumpur atau Singapore terlebih dahulu. Penerbangan lanjutan dari kota-kota diatas tadi menuju Siem Reap tersedia setiap hari.
Saat ini Kamboja memberlakukan kebijakan bebas visa untuk wisatawan asal Indonesia, yang berlaku selama 30 hari. Kebijakan ini juga berjalan seiring fakta bahwa Indonesia dan Kamboja merupakan sesama anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Oh ya, ketika lagi transit di Bangkok dan punya waktu luang lebih, jangan lewatkan 17 tempat wisata di Bangkok yang tidak kalah menarik ini! Atau kalau kamu kebetulan juga penggemar kuliner Thailand yang lezat, bisa juga sekalian wisata kuliner di Bangkok.
Akses Darat
- Opsi lain untuk ke Siem Reap adalah melalui jalan darat dari Thailand atau dari ibukota Kamboja, Phnom Penh.
- Untuk jalan darat dari Thailand, perlu diketahui bahwa perbatasan antara Kamboja dengan Thailand rawan terjadi penipuan harga sehingga jika ingin menempuh perjalanan dengan metode ini sebaiknya menggunakan bus dari Bangkok.
- Total waktu tempuh perjalanan berkisar 8 jam termasuk pemeriksaan perbatasan dan imigrasi.
- Sementara itu, akses dari Phnom Penh ke Siem Reap bisa menggunakan taksi jarak jauh, bus mini hingga bus konvensional.
- Perjalanan berkisar sekitar 6 jam, dan permukaan tanah daerah-daerah yang dilewati pun juga cenderung tidak rata.
- Kemudian untuk ke kompleks Angkor Wat nya sendiri, Anda dapat memilih menggunakan “motos” atau ojek, “remork-motos” (tuk-tuk atau bajaj) yang bisa memuat 2 penumpang, atau sewa mobil/MPV.
- Selain itu, tersedia juga tur harian yang berangkat dari kota Siem Reap.
Musim Berkunjung yang Terbaik
Menurut keterangan di buku panduan Lonely Planet, Angkor Wat (atau Siem Reap) sebaiknya dikunjung pada rentang bulan November-Februari, atau ketika musim dingin sedang berlangsung karena udaranya sejuk dan kering.
Waktu Berkunjung
- Angkor Wat buka setiap hari dari pukul 5 pagi hingga 5:30 sore waktu setempat.
- Pada pukul 5 pagi, pengunjung dapat menyaksikan terbitnya matahari yang luar biasa bila dilihat dari candi ini.
- Ritual ini sekaligus merupakan puncak daya tarik dari Angkor Wat.
- Perlu dicatat bahwa Angkor Wat paling ramai pada pagi hari, dan semakin siang jumlah pengunjung semakin berkurang.
Tiket Masuk dan Lama Berkunjung
Tiket masuk terbagi menjadi dua jenis, yakni tiket-tiket dengan harga sebagai berikut;
- Tiket Harian – USD20
- 3-day Pass – USD40
Kompleks candi ini luar biasa luasnya, membutuhkan waktu setidaknya 3 jam hingga setengah hari sendiri untuk menjelajahinya.
Etika Berkunjung
Etika yang berlaku selama berada di kawasan Angkor Wat kurang lebih sama dengan etika ketika berada di candi Buddha atau Hindu lainnya. Mereka berlaku sebagai berikut;
- Para pengunjung diwajibkan untuk berpakaian sopan, seperti baju yang memiliki lengan serta celana minimal selutut.
- Kemudian, tidak diperkenankan untuk memegang atau duduk-duduk di tembok-tembok demi menjaga kelestarian situs bersejarah ini.
- Memperhatikan dengan seksama wilayah-wilayah yang dapat didatangi serta menghargai keberadaan biksu-biksu yang sedang melakukan ritual keagamaan.
- Otoritas setempat melakukan pengawasan secara reguler untuk memastikan tidak ada aturan yang dilanggar sekaligus mengedukasikan wisatawan.